Monday, January 7, 2013

SEJARAH PERMUSUHAN THE JAKMANIA VS viking

Di era teknologi informasi dan semua orang begitu mudah mendapatkan informasi utamanya melalui media-media sosial dan media online, karena diterima secara masiv dan cepat, maka seringkali hal-hal yang sesungguhnya keliru menjadi dianggap benar dan semakin disebarluaskan. Maka sebelum membahas perseteruan antara kedua kelompok suporter, ada baiknya kita meluruskan persepsi yang belakangan semakin keliru dan mengganggu.
Pertama adalah kekeliruan mengenai sejarah klub itu sendiri, banyak media baru yang menganggap dan meyakinkan banyak orang bahwa PERSIB vs Persija adalah laga klasik, bergengsi yang sejak dulu tak hanya seru didalam lapang namun juga luar lapang dan melibatkan banyak hal termasuk perseteruan suporter semenjak jaman perserikatan. Kenyataannya adalah: duel klasik yang melibatkan massa besar dan suporter fanatik serta layak disebut musuh bebuyutan bagi PERSIB diera perserikatan adalah laga-laga menghadapi duo ayam, yaitu Ayam Kinantan (PSMS Medan) dan Ayam Jantan Dari Timur (PSM Makasar)+bolehlah kita masukkan juga Persebaya Surabaya sebagai seteru.
Ya!, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makasar adalah 4 kota yang dapat kita katakan memiliki tradisi sepakbola yang mengakar, maka tak heran suporter sepakbola ini mencakup 3 generasi (Kakek, Ayah , Anak), ini berbeda dengan kota-kota lain yang memiliki suporter yang identik dengan kelompok suporter (biasanya memiliki embel-embel mania dibelakangnya), bisa dipastikan eksistensi suporter jenis ini adalah trend yang menjamur diera pasca kompetisi perserikatan, termasuk Jakmania. Sehingga adalah kekeliruan besar bagi mereka yang mengatakan laga Persija vs PERSIB adalah laga klasik yang melibatkan suporter kedua tim selama puluhan tahun, dan lebih gilanya lagi ada juga media yang menyesatkan umat dengan mengatakan bahwa kandang Persija diera perserikatan adalah stadion Senayan, padahal kandang Persija diera perserikatan adalah stadion menteng yang sekarang telah digusur.
Jika dikatakan bahwa Persija Jakarta pernah menjadi tim bagus diera perserikatan, ya itu betul karena mereka memang memiliki masa-masa itu tapi tetap harus diingat bahwa prestasi bagus Persija dimasa lalu tidak berbanding lurus dengan jumlah massa pendukung mereka, sebelum lahirnya Jakmania penonton laga Persija hanyalah simpatisan-simpatisan dan keluarga pengurus yang jumlahnya tentu tidak seberapa.
Perlu diketahui juga oleh para bobotoh muda bahwa jika membicarakan tim Jakarta yang layak diperhitungkan saat kita berbicara era awal liga Indonesia maka tim itu adalah tim Pelita Jaya Jakarta, mereka memiliki kelompok pendukung bernama the Commandos yang identik dengan anak-anak kaya, cewek-cewek cantik, yang tentu saja jumlahnya sangat-sangat sedikit, bahkan stadion mini mereka yaitu stadion lebak bulus pun tak pernah penuh jika Pelita Jaya bermain.
Kembali ke Persija, diawal era liga Indonesia (sekitar tahun 1994-1995), Persija dapat dikatakan tim yang tak diperhitungkan, minim dana, pemain-pemain gurem, stadion menteng yang kurang perawatan dan selalu sepi, dan satu hal yang perlu diingat bahwa warna tim Persija adalah merah bukan oranye seperti sekarang. Semua berubah sekitar tahun 1997, adalah seorang gugun gondrong pelaku utamanya, dalam sebuah memoar yang saya ingat dia pernah mengatakan cukup gerah dengan ke Jakartaan kota Jakarta yang semakin tersingkir oleh pendatang, salah satu parameternya dari kehadiran penonton sepakbola saat Persija bermain.
Jika Persija menjamu PSMS yang menuhin stadion menteng pastilah orang batak, jika menjamu PSIS atau persebaya pastilah orang jawa yang mendominasi, begitupun saat meladeni PERSIB, pastilah urang sunda yang menyesaki menteng. Intinya disanalah gugun mulai menyentuh sisi emosional orang-orang yang sehari-hari hidup di Jakarta bahwa saatnya menanggalkan klub daerah masing-masing dan mendukung tim dimana mereka beraktivitas yaitu Persija. Dan tentu saja bukanlah hal mudah untuk menyentuh sisi emosional ini, apalagi memaksa seseorang untuk mendukung salah satu tim sepakbola. Hal ini perlu dirangsang dan bersambutlah seorang Sutiyoso yang membutuhkan “kelompok sayap” untuk menopang kekuatan politisnya, 2 yang paling menonjol menurut saya adalah upaya sutiyoso untuk menggandeng Jakmania dan FBR, saya tak taulah tentang FBR, namun untuk Jakmania saya tahu bahwa mereka dirangsang dengan tiket-tiket gratis bahkan disediakan hingga tingkat kelurahan, dan upaya rekayasa membangun fanatisme ini diupayakan juga dengan angkutan-angkutan umum gratis seperti metromini yang menjemput dan mengangkut mereka ke stadion. Sungguh berbeda bukan dengan fanatisme alami ala bobotoh yang harus mencari setengah mati tiket-tiket berharga mahal dan susah payah mencapai lokasi pertandingan.
Pasca sentuhan Sutiyoso inilah Persija dan suporternya bertransformasi memasuki era baru yang membuat mereka diperhitungkan. Berbicara mengenai pembangunan suporter, Jakmania pun tentunya memerlukan rujukan dan konon kota Bandunglah yang mereka jadikan rujukan, maka tak perlu heran jika pengurus-pengurus Jakmania pada awalnya justru sering berkunjung ke bilangan gurame di kota Bandung untuk “belajar”, tepatnya di markas salah satu kelompok bobotoh yaitu Viking. Maka tak perlu heran jika pada awalnya pengurus kedua kelompok suporter ini sebenarnya saling mengenal dan jauh dari bayangan keadaan saat ini. Lebih jauhnya saya tak ingin terlalu banyak menulis mengenai ini karena saya hanya mendengar sepotong-sepotong saja dan khawatir itu pun tidak valid seutuhnya. Oleh karena itu saya ingin langsung beranjak kepada salah satu momentum yang saya alami sendiri yaitu bentrokan pertama suporter PERSIB dengan Jakmania, saya sengaja mengatakan “suporter PERSIB”, dan bukannya menyebut Viking ataupun bobotoh karena konon yang terlibat dalam bentrokan ini bukanlah anak-anak Viking tapi menyebut bobotoh pun tak elok karena dapat menyeret dan menggeneralisir.
Gesekan pertama
Gesekan pertama terjadi sekitar tahun 1999 di Siliwangi Bandung, saat itu Persija yang disuntik dana besar oleh Sutiyoso hadir dengan materi-materi terbaik dimasanya seperti Luciano Leandro, Dedi Umarella dll, sedangkan PERSIB bermaterikan pemain-pemain veteran dan lokal yang tak terlalu mentereng namanya. Luar biasa animo bobotoh dalam laga ini, saya ingat betul saat itu sulit sekali untuk mendapatkan tiket tribun timur, dulu Viking masih menguasai tribun selatan, dan elemen-elemen bobotoh yang menjadi cikal bakal BOMBER masih tersebar seperti stone lovers, suporter forever, BFT, Provost PERSIB, Vorib, robokop, Casper, tiger fortune dll.
Disaat itu puluhan ribu bobotoh masih tertahan diluar tak dapat masuk stadion, sementara suasana di dalam stadion pun semakin tak nyaman karena penonton berdesakan. Disaat itulah tiba-tiba banyak bus mendekat ke area stadion, mereka adalah bus-bus yang membawa Jakmania, kalau tidak salah ada sekitar 7 bus, cukup banyak memang karena gratisan dan disupport dana oleh sutiyoso. Terbayang apa yang terjadi, disaat “penduduk asli” yaitu suporter tuan rumah pun emosi karena tidak dapat masuk stadion, tiba-tiba datanglah “tamu tak diundang” dari ibukota, dengan gaya yang mungkin dianggap kurang berkenan maka terjadilah gesekan itu, saya kurang tau persisnya namun beberapa bus memutar ke arah jalan menado dengan kaca-kaca pecah dan terdengar kata-kata makian.
Alkisah PERSIB kalah hari itu, kericuhan terjadi di dalam dan di luar stadion, saya ingat benar saat itu Luciano Leandro kepalanya bocor terkena lemparan batu, dan musim itu adalah musim dimana jerseynya sangat saya suka yaitu apparel reebok, cukup elegan dan simpel, harga originalnya di toko olahraga berkelas di BiP sekitar Rp. 79.000,00 , harga yang terbilang cukup mahal pada saat itu (cik mun ayeuna aya keneh jersey eta harga sakitu diborong tah ku aing!- teu make anj!#*).
Gesekan berlanjut
Di masa itu PERSIB memang kurang bersinar, nama besar dan loyalitas bobotoh-nya lah yang membuat PERSIB tetap disegani, dan diantara keredupannya itu, tetap ada satu nama yang mampu menjada track PERSIB sebagai penyuplai pemain untuk tim nasional setelah berakhirnya era Robi Darwis, satu-satunya pemain PERSIB yang tetap dipanggil oleh tim nasional itu adalah pemilik VO2MAX tertinggi di timnas pada saat itu, salah satu pemain favorit penulis, dia adalah Yaris Riyadi.
Dengan adanya satu wakil PERSIB di timnas maka sudah menjadi alasan yang cukup kuat bagi bobotoh untuk tetap setia memberi dukungan kepada tim merah putih, terutama saat berlaga di GBK, dan diantara mereka yang rajin nonton timnas adalah anak-anak Viking Jabodetabek (sekarang kan memekarkan diri menjadi vkg bekasi, bogor dsb), nah konon katanya, euceuk, ceunah, meureun, sejak kejadian bentrok di Bandung itu, anak-anak Jakmania mulai melakukan intimidasi dan gangguan-gangguan serius kepada anak-anak Viking jabodetabek ataupun para penonton asal Bandung, alkisah makin lama makin hot dan dibalas pula dalam setiap kesempatan meskipun itu diluar laga PERSIB vs Persija. Salah satu yang saya ingat adalah gangguan yang ditujukan pada Jakmania ketika Persija bertandang ke kandang persikab di stadion sangkuriang cimahi, rupanya acara ganggu-mengganggu ini cukup banyak juga peminatnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa peletup dan momentum yang membuat pertikaian ini semakin membara dan sulit padam adalah kejadian setelah kuis siapa berani di Indosiar. Saat itu anak-anak Viking yang tampil sebagai jauara kuis rupanya telah diincar dan siap dihabisi sejak mulai studio hingga jalan tol, insiden terhebat adalah di pintu tol tomang, anak-anak Viking di hajar habis-habisan dan ya begitulah tak perlu diceritakan secara detail.
Bentrokan terhebat yang terjadi pasca insiden kuis siapa berani terjadi sekitar tahun 2001. Saat itu PERSIB dijamu Persija di GBK Jakarta, kebetulan saat itu isu-nya masih terbatas Viking dan Jakmania, belum bobotoh ataupun suporter PERSIB secara keseluruhan. Saya masih ingat saat itu anak-anak Viking berangkat menggunakan banyak bus, sedangkan Bobotoh lain berangkat menggunakan banyak mobil pribadi,termasuk saya yang memilih menggunakan minibus bersama kawan-kawan.
Jika tak salah dulu kami masih menggunakan jalan via Puncak belum Cipularang, semua masih tertawa-tawa hingga kami memasuki tol dalam kota Jakarta. Disamping kami di jalan reguler melaju sejajar sebuah metromini sarat Jakmania yang terus menunjuk-nunjuk kami dan meneriaki mobil kami, saat itu atmosfer permusuhan belum separah sekarang sehingga ya berani-berani saja tetap kibar bendera biru dan memakai baju PERSIB, karena yang punya masalah kan Viking dan Jakmania, sedangkan kami yang tidak bergabung dengan rombongan seharusnya aman, itu cara pikir bobotoh kebanyakan. Karena beberapa mobil plat D didepan pun tak melepas bendera PERSIB mereka, dan rupanya itu adalah ide buruk…sangat-sangat buruk. Lepas dari tol, mobil kami beserta 2 mobil lainnya dikejar oleh ratusan Jakmania. Segeralah gas ditancap dengan maksud melarikan diri, namun tak diduga macet luar biasa di depan TVRI, mobil kami terhenti dan segeralah Jakmania mengerubungi mobil kami, bunyi keras sekali entah apa yang mereka gunakan untuk menghajar bodi mobil dan kaca, pendek cerita, kaca mulai pecah dan rontok, kawan-kawan yang duduk paling dekat dengan jendela pun terkena pukulan langsung. Saya masih ingat andai TUHAN tak segera menolong kami saat itu mungkin kami akan menjadi bulan-bulanan paling parah ya mati dan saya tak mungkin menulis tulisan ini. Pertolongan TUHAN itu adalah ketenangan luar biasa dari sang sopir, meski darah mengalir dari kepalanya dia tetap dapat melihat jalan kecil sisa galian kabel di tepi jalan dan segera melewati jalan itu, terlewatilah masa-masa yang tak akan pernah kami lupakan itu.
Kami dipandu oleh salah seorang Viking jabotabek bernama Agus Rahmat dan segera mengamankan diri ke area lapangan hoki, sementara yang lain mencoba menghentikan pendarahan dan melakukan pertolongan pertama. Sementara itu menurut kabar anak-anak Viking pun terlibat bentrokan hebat dan tak dapat masuk stadion, bentrokan terjadi di luar dan dalam stadion karena beberapa kawan yang bisa masuk stadion (konon mereka ini adalah anak-anak jabodetabek) berada dalam jangkauan Jakmania sehingga polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau the jak, imbasnya sampai ke lapangan, konon Aceng Juanda cs pun bergelimpangan di lapangan hijau akibat gas airmata ini, PERSIB kalah 0-3 dan bagi sebagian orang yang menjadi korban insiden pada hari itu, mereka telah menemukan alasan untuk menyatakan perang seumur hidup kepada Jakmania, slogan-slogan permusuhan pun mulai marak dan menjadi komoditas ekonomi untuk dicetak pada kaos-kaos suporter.

PENTING BUANGET..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Arti Surat Tilang dari Polisi : Surat
tilang itu ada 2 macam: Slip merah dan
Slip biru. SLIP MERAH artinya kita
menyangkal telah melanggar peraturan dan
mau membela diri secara hukum (ikut
sidang) di pengadilan.
Biasanya untuk ini menunggu 2 mgg dan
di pengadilan banyak calo, terjadi antrian
panjang dan byk oknum pengadilan yg
melakukan pungutan liar berupa
pembengkakan nilai tilang.
SLIP BIRU artinya Kita mengakui
kesalahan dan bersedia membayar denda.
Kita tinggal transfer dana via ATM ke
nomor rekening resmi Bank BUMN
BRI. Setelah itu kita tukarkan bukti
transfer dengan SIM/STNK kita di
Ktr Polsek terdekat dimana kita ditilang.
Denda resmi KUHP mobil tidak lebih
dari 50rb dan dananya resmi masuk Kas
Negara.
Jadi, jika kena tilang, minta lah SLIP
BIRU ya! (bbrp oknum polisi biasanya
berdebat dahulu dengan kita & Kita tetap
harus ngotot minta SLIP BIRU).
Oknum Polisi biasanya membohongi kita
dengan mengatakan SLIP BIRU tdk
berlaku. Sampaikan argumen bahwa kita
sdh lihat iklan tayangan masyarakat
sosialisasi Tilang Kendaraan dari Humas
POLRI di TV. Dengan Slip Biru anda
tdk perlu menunggu 2 mgg dan tidak
perlu hadiri sidang di Pengadilan.
Langkah ini membantu negara mengikis
korupsi dan kita tdk perlu sama sekali
memberi Uang damai kpd Oknum Petugas
Polisi2 tsb. Sebagai informasi dgn slip
biru kita hanya membayar RP 36.000
(utk denda resmi negara). Tlg broadcast
kpd byk org, info bagus ini dan Komisi
III DPR RI sdh meminta Kapolri
melalui Kadiv Humas, untuk sosialisasi
info ini berbagai macam media
masyarakat.
(INDONESIA)

profil PERSIJA

Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepakbola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia.
Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Pada tahun 1950 VIJ resmi mengganti namanya menjadi Persija Jakarta.
Klub ini mendapatkan perhatian yang besar dari mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang merupakan Pembina Persija. Bang Yos, begitu sapaan akrab Sutiyoso pada tahun 1997 juga merupakan aktor dibalik pergantian warna kebesaran Persija dari merah ke oranye.Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania.

Saat ini Persija dilatih oleh Rahmad Darmawan dibantu oleh asisten Francis Wawengkang.
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
Prestasi Persija (Nasional)
Perserikatan :
* Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
* Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
* Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
* Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
* Tahun 1964, Juara Perserikatan (5)
* Tahun 1973, Juara Perserikatan (6)
* Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan (7)
* Tahun 1977, Juara Perserikatan (8)
* Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
* Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan
Liga Indonesia :
* Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat
* Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
* Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat
* Tahun 1998, Semifinalis
* Tahun 1999, Semifinalis
* Tahun 2001, Juara Liga Indonesia (10)
* Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
* Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
* Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
* Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
* Tahun 2006, Liga Indonesia 8 Besar
Liga Super Indonesia :
* Tahun 2009, Peringkat 7 Liga Super Indonesia
* Tahun 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
Piala Indonesia :
* Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
* Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
* Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3
Prestasi Persija (Internasional)
* Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam.
Note : Hingga saat ini, Persija Jakarta merupakan satu-satunya tim yang belum pernah terdegradasi sepanjang sejarah kompetisi di Indonesia.
Data Detail From : Indonesia - List of Champions Perserikatan (rsssf.com)
Dutch East Indies (Java) city champions
Year    Winners                         Venue
1914    Batavia                         Semarang
1915    Batavia                         Batavia
1916    Soerabaja
1917    Soerabaja                       Semarang
1918    Batavia
1919    Batavia
1920    Batavia                         Soerabaja
1921    Batavia
1922    Soerabaja                       Weltevreden (Batavia)
1923    Batavia
1924    Soerabaja
1925    Batavia
1926    Soerabaja
1927    Batavia                         Batavia
1928    Soerabaja                       Soerabaja
1929    Batavia                         Bandoeng
1930    Soerabaja

Number of Wins:
10 Batavia
 7 Soerabaja
Perserikatan (=Association) or Amateur Competition
Year    Venue       Champions                       Runners-Up
1931    Solo        VIJ (Jakarta)                   PSIM (Yogyakarta)
1932    Jakarta     PSIM (Yogyakarta)               VIJ (Jakarta)
1933    Surabaya    VIJ (Jakarta)                   Persib (Bandung)
1934    Bandung     VIJ (Jakarta)                   Persib (Bandung)
1935    Semarang    Persis (Solo)                   PPVIM Jatinegara (Jakarta)
1936    Bandung     Persis (Solo)                   Persib (Bandung)
1937    Solo        Persib (Bandung)                Persis (Solo)
1938    Solo        VIJ (Jakarta)                   SVB (Surabaya)
1939    Yogyakarta  Persis (Solo)                   PSIM (Yogyakarta)
1940    Solo        Persis (Solo)                   PSIM (Yogyakarta)
1941    Bandung     Persis (Solo)                   SVB (Surabaya)
1942    Surabaya    Persis (Solo)                   SVB (Surabaya)
1943    Yogyakarta  Persis (Solo)                   PSIM (Yogyakarta)
1944-47   not held
1948    Yogyakarta  Persis (Solo)                   PSIM (Yogyakarta)
Kompetisi ISNIS (VUVSI)
1949                SVB (Surabaya)                    not known
1950    Semarang    SVB (Surabaya)                    not known
Kejurnas PSSI
1951                Persebaya (Surabaya)            PSM (Makassar)
1952                Persebaya (Surabaya)            Persija (Jakarta)
1953      not held
1954                Persija (Jakarta)               PSMS (Medan)
1955-56   not held
1957                PSM (Makassar)                  PSMS (Medan)
1957-59             PSM (Makassar)                  Persib (Bandung)
1959-61             Persib (Bandung)                PSM (Makassar)
1962-63   not held
1964                Persija (Jakarta)               PSM (Makassar)
1965                PSM (Makassar)                  Persebaya (Surabaya)
1966                PSM (Makassar)                  Persib (Bandung)
1967                PSMS (Medan)                    Persebaya (Surabaya)
1968      not held
1969-71             PSMS (Medan)                    Persebaya (Surabaya)
1971-73             Persija (Jakarta)               Persebaya (Surabaya)
1973-75             Persija (Jakarta) and PSMS (Medan) [shared]
1975-78             Persebaya (Surabaya)            Persija (Jakarta)
Kejurnas Utama PSSI
1978/79 Jakarta     Persija (Jakarta)               PSMS (Medan)
Divisi Utama PSSI
1980    Jakarta     Persiraja (Banda Aceh)      3-1 Persipura (Jayapura)
1981-82   not held
1983    Jakarta     PSMS (Medan)                0-0 Persib (Bandung)        [aet, 3-2 pen]
1984      not held
1985    Jakarta     PSMS (Medan)                2-2 Persib (Bandung)        [aet, 2-1 pen]
1986    Jakarta     Persib (Bandung)            1-0 Perseman (Manokwari)
1986/87 Jakarta     PSIS (Semarang)             1-0 Persebaya (Surabaya)
1987/88 Jakarta     Persebaya (Surabaya)        3-2 Persija (Jakarta)       [aet]
1988/89    not held
1989/90 Jakarta     Persib (Bandung)            2-0 Persebaya (Surabaya)
1990/91   not held
1991/92 Jakarta     PSM (Makassar)              2-1 PSMS (Medan)            [aet]
1992/93   not held
1993/94 Jakarta     Persib (Bandung)            2-0 PSM (Makassar)
1995-     not held since introduction professional league

Let Him Back, The Legend of Aang

JakOnline – Sudah beberapa hari menjelang bergulirnya musim baru ISL di bulan januari 2013, tapi sampai sekarang bukannya kabar baik yang kita dapatkan dari manajemen, malah tersiar kabar mogoknya pemain dari jadwal latihan akibat meminta kejelasan kontrak, dimana profesionalisme manajemen? Jangan terus-terusan menyalahkan ketidak-adaanya uang didalam kas tim. Apakah ini wajar dan biasa-biasa saja? Tentu saja tidak. Uang itu harus dicari bukan disalahkan! Dimanakah profesionalitas manajemen dalam mencari sponsor yang seharusnya didapatkan? Potensi iklan dan publikasi dari produk dan perusahaan yang menjadi sponsor persija sangat besar. Basis supporter persija sangatlah kuat, dengan jumlah pertandingan yang disiarkan oleh televisi yang sangat tinggi dan rating yang bagus pula.
Apakah disini terjadi keajaiban sehingga tidak adanya produk atau perusahaan yang berminat menjadi sponsor walaupun sudah ditawarkan atau malah tidak adanya pergerakan dari tim marketing/funding manajemen Persija untuk mendapatkan sponsor bagi klub ini? Anak kecil sekaliber anak SMA dan mahasiswa saja mampu mencari sponsor untuk proker kegiatan sekolah atau kampusnya, lalu dimanakah kemampuan orang-orang yang berada di PT. Persija Jaya Jakarta tersebut?
Terakhir janji manis dari manajemen dengan mengeluarkan list perusahaan yang akan menjadi sponsor persija musim depan, tapi apa? Sampai saat ini saja tim masih belum memiliki kejelasan kontrak pemainnya, mess pemain pun sebegitu menyedihkannya. Sampai sejauh apa janji manis ini akan terus diberikan? Apakah sampai semua orang muak dan merasakan sesuatu yang pahit akibat terlalu banyak dijejali janji manis?
Persija tidak hanya milik segelintir orang yang menguasai kekuasaan dan diberikan kepercayaan oleh klub internal untuk mengurus klub ini, Persija milik semua penduduk Jakarta dan orang yang mencintainya, kita semua memiliki hak dan kewajiban walaupun hanya memberikan saran untuk melihat persija menjadi lebih baik. Kita pun memiliki hak untuk bersuara, sebagai orang yang terus berada mengawal persija, mendukungnya ketika kandang atau tandang, menang atau kalah, senang maupun susah.
Pergerakan pendukung Persija yang menyuarakan pembenahan dan keseriusan manajemen terhadap tim mendapatkan angin segar dengan wacana ditunjuknya Aang Hamid suganda sebagai manajer oleh gubernur baru DKI Jakarta, Joko Widodo. Orang yang telah memiliki pengalaman dalam menjadi manajer Persija dan pernah menjadi bagian klub ketika menjadi juara di tahun 2001.
Kita semua berharap ia kembali dapat membawa persija menjadi juara kembali dan tentu saja ini menjadi salah satu bentuk realisasi Jokowi terhadap janji-janjinya diwaktu kampanye dulu. Kesan pertama yang timbul dari wacana penunjukan pak aang sebagai manajer adalah terdapatnya perhatian lebih Jokowi terhadap persija Jakarta, tidak sekedar hanya ingat persija ketika kampanye saja. Semoga hal ini benar adanya dan tidak hanya muncul sekali dalam satu masa kepemimpinannya saja.
Perhatian yang besar dari gubernur Jakarta ini harus juga kita imbangi dengan terus mengingatkan beliau bahwa memang kita menginginkan Aang sebagai  manajer untuk Persija. Masalah yang dihadapi jokowi tidak hanya Persija semata, masih banyak hal lain yang harus ia pikirkan untuk menciptakan Jakarta yang lebih baik. Jelas ia butuh kita untuk selalu mengingatkan beliau bahwa persija butuh manajer yang baru, agar wacana memanggil bapak Aang sebagai manajer Persija tidak hanya semata-mata menjadi wacana belaka. Wacana kosong seperti yang selama ini kita dengar dari manajemen semenjak terpilihnya ketua umum yang baru sampai dengan detik ini.
Bagaimana menyampaikan pendapat dan memberikan masukan yang elegan terhadap bapak walikota  (Aang-red) ? Jelas yang pertama harus kita lakukan adalah menyamakan suara, menghilangkan suara-suara sumbang kita satu sama lain. Siapapun kita selama masih berada di satu tribun dan stadion yang sama ketika persija berlaga, atau gerbong yang sama ketika tandang ke luar kota, percayalah kita adalah keluarga. Mungkin terdapat perbedaan sudut pandang diantara keluarga, tapi kita semua tau cara menyelesaikan pendapat tersebut sehingga terlihat harmonis oleh orang lain. Satukanlah suara kita, tunjukan padanya bahwa kita sepakat dan menyadari bahwa Persija membutuhkan pembenahan didalam manajemennya. Bahwa kita membutuhkan solusi darinya untuk membuat Persija menjadi lebih baik di tahun ini.

prestasi

5 besar klub Indonesia di Peringkat Benua
Asia versi Continental Football Clubs
Ranking - Asia
Di Liga Super Indonesia, Persija menempati posisi kedua setelah
Persipura yang menempati posisi 26
dari 250 klub di Benua Asia.

1. PERSIPURA (Posisi 26) poin:
1460.95
2. PERSIJA JAKARTA (posisi 41) poin:
1427.06
3. SEMEN PADANG (posisi 51) poin:
1405.41
4. AREMA INDONESIA (posisi 64)
poin: 1388.6
5. persib bandung (posisi: 91) poin:
1341.4
Football Asia club rangkings terakhir
diupdate pada 3 Januari 2013.
Katanya tetanga Banyak Pemain Bintang
Katanya Tetangga Banyak Duit
Ko Masih Di Bawah PERSIJA :D

info pemain

Hari ini Galih Sudaryono kembali bergabung latihan bersama Persija, welcome back Galih :)

Jakmania janji bantu 30% dana PERSIJA

Krisis keuangan masih membelit Persija Jakarta. Beruntung, suporter fanatik tim ibukota itu, The Jakmania berjanji akan membantu 30 persen pendanaan klub. Namun, Jakmania mengajukan satu syarat.

Seperti dipaparkan Ketua Umum The Jakmania, Larico Ranggamone, langkah ini dilakukan seperti musim lalu. Saatitu, Jakmania berhasil menyumbang Rp4,6 miliar. Itu didapat dari hasil penjualan tiket.

"Itu 15 persen dari keseluruhan pengeluaran klub kemarin. Musim ini, kami targetkan naik jadi 30 persen. Yang jelas itu akan jadi kontribusi besar bagi Persija," ujar Larico berharap.

"Jadi untuk The Jak, tidak ada lagi jebolan atau beli dari calo. Kita harus beli tiket resmi demi Persija. Kalau bukan kita, siapa lagi," lanjutnya.

"Tapi, ada satu hal yang Jakmania minta. Semua yaitu ke-18 laga kandang kita mutlak dimainkan di Jakarta. Tak ada partai usiran lagi," tegas pria bertubuh tambun itu.

Partai usiran memang kerap jadi masalah bagi Persija, musim lalu. Di mana "Macan Kemayoran" harus jadi musafir ke Solo selama beberapa bulan saat Pemilukada DKI Jakarta. Pendapatan dari sektor tiket menjadi tidak maksimal.

Kondisi keuangan Persija saat ini yang pas-pasan memaksa manajemen masih belum bisa membayar tunggakan gaji beberapa pemain musim lalu. Akibatnya, 10 pemain menolak tampil saat Persija ditahan 1-1 oleh Persisam Putra Samarinda pada laga perdana Liga Super Indonesia (ISL), kemarin.

Hal itu tampaknya berbuntut pada tidak penuhnya Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang bisa mengancam niat The Jakmania. Tercatat tak lebih dari 25 ribu tiket yang terjual pada laga kemarin. Itu jauh berbeda dibanding partai kandang perdana Macan Kemayoran musim-musim sebelumnya.

JADWAL PERSIJA ISL 2012/2013

January 6, 2013 15:30
Stad. Utama GBK, Jakarta.
Live ANTV
PERSIJA – Persisam
1 - 1
January 12, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Mitra Kukar
-:-
January 27, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Psps
-:-
February 2, 2013
Stad. Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Sriwijaya – PERSIJA
-:-
February 5, 2013
Stad. Siliwangi, Bandung.
Pelita Bandung Raya – PERSIJA
-:-
February 12, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Gresik United
-:-
February 16, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Arema Indonesia
-:-
February 26, 2013
Stad. Mashud, Kuningan.
Persita – PERSIJA
-:-
March 3, 2013
Stad. Siliwangi, Bandung.
Persib – PERSIJA
-:-
March 10, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Persela
-:-
March 14, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Persepam
-:-
March 21, 2013
Stad. Pendidikan, Wamena.
Persiwa – PERSIJA
-:-
March 24, 2013
Stad. Mandala, Jayapura.
Persipura – PERSIJA
-:-
March 30, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Persiram
-:-
April 6, 2013
Stad. Utama GBK, Jakarta.
PERSIJA – Persidafon
-:-
April 17, 2013
Stad. Indrasari, Martapura.
PS. Barito – PERSIJA
-:-
April 21, 2013
Stad. Persiba, Balikpapan.
Persiba – PERSIJA

LAGA PERDANA PERSIJA IMBANG

Laga Perdana Persija di Indonesia Super League ( ISL ) dihelat 6/1 di Gelora Bung Karno. Persija Jakarta menjamu tim asal Kalimantan Timur Persisam Samarinda, Persija menurunkan squad hampir seluruhnya pemain muda,karena sebanyak 10 pemain masih belum bergabung karena masih ada hak dari mereka yang belum di penuhi oleh management Persija.
Di babak pertama, Persija menurunkan lineup yaitu , Adixi 29 (GK) , Fabiano 15 (C ), Syahrijal 33 , Mu,min 2 , Syahroni 92 , Ferry Komul 27 , Jarot 8 , Anindito 17 ,Defri 77 , Rudi Setiawan 9 , Pedro Javier 25.
Persija berinisiatif melakukan penyerangan ke pertahanan Persisam dalam laga kandang perdana ini , hasilnya mulai terlihat menit ke 25, Pedro Javier dapat membuat goal ke gawang Persisam yang di kawal Usman Pribadi melalui sundulan setelah menerima umpan matang dari Defri, yang sekaligus menutup skor 1-0 untuk keunggulan Persija hingga babak pluit pertama berbunyi.
Di babak kedua Persija tidak mengendurkan seranganya, Persija memasukan Robertino Pugliara, menggantikan Rudi “Bogel” Setiawan diawal babak kedua. Masuknya Robertino Pugliara cukup membuat kreasi serangan dari lini tengah Persija lebih hidup.
Banyak peluang yang diperoleh skuad Macan Kemayoran untuk dapat membuat goal ke gawang Persisam , namun penyelesaian akhir yang tidak sempurna membuat tidak ada gol tambahan untuk Persija.
Persisam juga tidak tinggal diam, beberapa kali serangan balik Persisam merepotkan barisan pertahanan Persija yang dikomandoi Fabiano Beltrame. Setelah beberapa kali menghasilkan peluang, Persisam memetik hasilnya, setelah Loncine Kone membuat goal ke gawang Persija dengan sundulan kepala pada menit ’62 memanfaatkan sekelumit didepan gawang Persija, yang untuk pertama kalinya Adixi Lenzivio dipasang. Skor sama kuat 1-1 bertahan hingga peluit panjang ditiup wasit.
Ada hal yang menarik, ketika 10 pemain yang belum bergabung karena masalah hak mereka yang belum terpenuhi, beberapa dari mereka ikut mendukung langsung Persija di tribun VVIP SUGBK, pemain tersebut Bambang Pamungkas, Leo Saputra, Rachmat Affandi , Ahmarzukih, Ramdhani Lestaluhu , Andritany. Selain itu  terlihat pula Aliyudin yang masih dalam tahap pemulihan cideranya hadir diantara pemain-pemain Persija.